greenopportunities.org – Harga aluminium global diperkirakan akan mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2025, didorong oleh kombinasi faktor seperti peningkatan tarif impor, penurunan pasokan, dan permintaan yang meningkat dari sektor industri utama.

Faktor-Faktor yang Mendorong Kenaikan Harga

  1. Kenaikan Tarif Impor oleh AS

    Presiden AS, Donald Trump, telah mengumumkan peningkatan tarif impor aluminium dari 25% menjadi 50%, efektif mulai minggu depan. Langkah ini diperkirakan akan menyebabkan lonjakan harga aluminium di pasar domestik AS, karena pemasok asing mungkin tidak dapat bersaing dengan harga domestik, yang berpotensi menciptakan kekurangan pasokan dan mendorong harga naik.

  2. Penurunan Pasokan Global

    Menurut laporan dari Bisnis.com, harga aluminium diperkirakan akan melonjak lebih dari 20% pada akhir tahun ini karena pasokan yang menipis dan permintaan yang meningkat dari AS. Managing Director Harbor Aluminium, Jorge Vazquez, memperkirakan harga aluminium akan meningkat ke US$3.000 per metrik ton dalam 18 bulan ke depan, naik sekitar 20% dari harga saat ini.

  3. Permintaan Industri yang Meningkat

    Permintaan global untuk aluminium diperkirakan terus bertambah, terutama dari sektor transportasi dan elektronik. Di China, meskipun sektor real estat menghadapi tantangan, permintaan aluminium diproyeksikan tumbuh sekitar 2% pada 2025, didorong oleh produksi kendaraan listrik dan profil fotovoltaik.

Proyeksi Harga Aluminium oleh Berbagai Lembaga

  • Harbor Aluminium: Memproyeksikan harga aluminium mencapai US$3.000 per metrik ton dalam 18 bulan ke depan.

  • WalletInvestor: Memperkirakan harga aluminium pada 2025 akan berada dalam kisaran US$2.482,46 hingga US$2.632,56, dengan penutupan tahun di US$2.600,22.

  • Fitch Ratings: Memproyeksikan harga rata-rata aluminium sebesar US$2.400 per metrik ton pada 2025.

  • Goldman Sachs: Awalnya optimis dengan proyeksi harga US$2.700 per metrik ton, namun kemudian merevisi turun menjadi US$2.000 per metrik ton pada kuartal ketiga 2025, sebelum rebound ke US$2.300 pada Desember 2025, karena surplus pasar dan pertumbuhan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan.

Dampak terhadap Pasar Domestik Indonesia

Di Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menargetkan untuk menguasai 48% pasar domestik aluminium pada 2025 Website, dengan produksi sebesar 472 ribu ton. Peningkatan harga global dapat memberikan peluang bagi produsen dalam negeri untuk meningkatkan pendapatan, namun juga dapat menimbulkan tekanan biaya bagi industri yang bergantung pada aluminium sebagai bahan baku.